Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas kelompok Pada Mata Kuliah Sejarah
kolonial Semester V Tahun 2014-2015
Oleh Kelompok IV :
JELIA MUSTIKA
: 411.001
DELVI SUSANTI
: 412.219
HAZNI FITRAH
: 412.542
PANDI YUNGDRA G :
412.683
Dosen Pembimbing :
REFINALDI, S.PD, M.PD
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KOSENTRASI SEJARAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
IMAM BONJOL PADANG
1436 H / 2014 M
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam
pengembangan agama kristen khatolik dinusantara pada mulanya tidak jauh berbeda
dengan agama besar yang lain ( hindu, budha maupun islam ). Penyebarannya
melalui jalur pelayaran dan perdagangan bangsa Portugis dan Spanyol yang
menyertakan para pastor, namun padaa abad-abad selanjutnya penyebaran
dilakukaan oleh para misionaris diberbagaai daerah nusantara yang nmembawa
pembaruan diberbagai bidang yaitu : pendidikan, sosial dan politik. Makalah ini
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal yangnberhubungan dengan
perkembangan agama kristen khatolik. Dengan selesainya membaca makalah ini
pembaca diharapkan memahami tentang :
1.
Proses
perkembangan agama kristen katolik
2.
Perkembangan
agama katolik abad XVIII, XIX dan XX
3.
Katolik
pembentukan hierarki gereja k di Indonesia
B.
Tujuan
Tujuan
pemakalah membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata
kuliah sejarah indonesia zaman koloneal. Dan juga menambah bahan wawasan
pemakalah dan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Proses
Pengembangan Agama Katoliik
a.
Berita
Awal Umat Kristen di nusantara
Perkembangan
agama kristen di indonesia secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua,
yakni kristen katolik dan kristen protestan. Penyebaran agama kristen melalui
aktivitas pelayaran dan perdagangan. Aktivitas pelayaran dan perdaganagan waktu
itu sudah menjangkau keseluruh wilayah kepulauan indonesia. Dalam kenyataannyaagama
kristen katolik dan kristen protestan berkembang dio berbagai daerah. Bahka di
daerah indonesia bagian timur seperti papua, daerah minahasa, timor, nusa
tenggara timur, juga daerah tapanili di sumatra, agama kristen menjadi
mayoritas[1].
Agama kristen
pertama kali datang kenusantara dengan cara damai, melalui rute perdagangan
jalur sutra (silk road) meskipun hanya secara sporadis didaerah pantai barat
sumatra dan pantai barat semenanjung malaya, mereka tinggal di kota-kota
pelabuhan sebagai golongan pedagang seperti membangun pemukuman di kota-kota
tersebut. Pusat umat kristen di india adalah di pantaai malabar dan trivandrum
(pantai barat india selatan), dari sana menyebar ke negeri-negeri lain.
Berita lain
mengatakan adanya keuskupan kalah (kedah) dan hadirnya umat kristen di
pulau-pulau sebelah selatan kedah tahun 650. Kedah adalah kotaa dipantai barat
semenanjung malaya. Pada abad IX, kalah menjadi saalah satu pelabuhan perdagangan
yaang sangat ramai pada jalur pelayaran “jalur sutra” dari india ke cina.
Selain kalah, pelaabuhan lamuri (aceh), fansur (barus), dan nias juga dikenal oleh
pelaut-pelaut arab, persia, cina, dan melayu.
Komunitas
kristen ke india dan nusantara pada masa itu di kenal sebaga gereja suriah
timur atau nestorian. Berita yang lebih jelas mengenai keberadaan umat kristen
di sumatra berasal dari berita dari seorang sejarahwan dan ahli geografis syekh
abu saliih ar-armini yang hidup pada abad XII. Ia menyebutkan bahwa di fansur
banyak yamg ditemukan gereja dan orang kristen nestorian. Ditempat itu
diperoleh kapur barus, komoditas yang sangat laku di pasaran internasional.
Dikota itu pula terdapat sebuah gereja bernama bunda perawan murni maria.
Fansur disebut
juga pancur (berarti pancuran), terletak dipantai tapanuli, pantai barat
sumatra. Sampai abad XIX tidak ditemukan catatan lain. Namun pada tahun2000
ditemukan arkeologi di lobu tua, dekat kota barus, yang memperlihatkan
keberadaan satu daerah tua yang dahulu dikenal dengan nama “janji mariah”
temuan itu menunjukan adaanya hubungan antara barus, india, dan teluk persia
sekitar abad IX dan XI yaitu hubungan perdagangan yang sangat ramai. Ketika
orang portugis menduduki malaka (1511) mereka menemukan reruntuhan bangunan
gereja chaldea (suriah timur). Berarti masih ada orang kristen hingga abad XV.
b.
Perdagangan,
imperialisme, dan agama katolik
1.
Perdagangan
Setelah berhasil merebut kota bandar malaka (1511), orang portugis
membuka gelombang permusuhan dengan pedagang islam dan kerajaan islam di
nusantara. Setelah menguasai malaka, orang portugis bergerak menuju kepulauan
maluku, pusat produksi dan perdagangan rempah-rempaah. Pertama kali kapal
portugis mendara di hitu (pulau ambon sebelah utara) pada 1512. Orang portugis
mendapati berbagai baangsa telah melakukan perdagangan bebas di maluku, baik
yang berasal dari jawa, maluku, maakasar, cina, maupun berbagai suku di maluku.
2.
Imperialisme
Pada abad XVI di maluku terjadi persaingan kekuasaan antara
beberaapa keraajaan seperti kesultanaan tidore, ternaate, dan bacaan yang
masing-masing memiliki daerah kekuasaaan diberbagai pulau. Kedatangan orang
portugis yang membaawa agama katolik menambah persaingaan perdagangan dan
kekuasaan dari aliansi politik.
Atinya bagi orang porrtugis yang membawa agaamakatolik maupun
sultan ternate (raja kesultanan yang terkemuka dan paling dominan) yaang
membawa agama islam saling mencari pengaruh dan meluaskan kekuasanya, sambil
memgkristenkn ataau mengislamkan suku-suku dan desa-desa di kepulauan maluku
daan sekitarnya. Persaingan tersebut seringkali berakhir dengan peperangan.
Karena adanya dugaan, menurut jan bank, bahwa semanagaat orang portugis dalam
memusuhi orang “moor” (muslim) dan penyebaran agama katolik malahan mempercepat
penyebaran islam di nusantara.
3.
Agama
katolik
Pada abad XVI dimulai penjajahan eropa untuk mencari kekayaan
danmenambah kekuasaan. Pada abad itu pula eropa menjelaja hampir seluruh
penjuru dunia. Khusus untuk bangsa portugis dan spanyol, ada tiga motivasi
penjelajahan dsamudra hingga ke nusantara (istilah dahulu hingga timur), yaitu
:
A)
Mencari
pusat produksi rempah-rempah yang harganya sangat tinggi di eropa
B)
Semangat
berpetualang dan berperang para fitalgho (ksatria) portugis bagikejayaan
kerajaan
C)
Memerangi
bangsa moor (bangsa pemeluk islam) yang pernah menduduki negeri mereka dan
sebagai kelanjutan perang Sali (abad XI dan XII), serta mengkristenkan
bangsa-bangsa yang belum kristen. Semboyan mereka adalah gold, glory, gospel.
c.
Perkembangan
awal abad XVI dan XVII
1)
Kepulauan
maluku
Kepulauan maluku yang menjadi sasaran utama orang portugis karena
maluku pusat perdagangan rempah-rempah. Pad tahun 1512 mereka tiba di hitu
untuk membeli cengkeh dan pala. Mereka
bertempat tinggal dipantai hatiwi dan tawiri di kampung yang penduduknya belum
islam. Disanalah mereka menyebarkan agama katolik. Para penyiar agama katolik
dimaluku diawali oleh pastor (padre, bahasa portugis : padre, bapa imam)
berordo yesuit yang dipelopori oleh pastor franciscus xaverius SJ (1506-1552).
Ia tiba di ambon 1546 dan 1547 dan mengabdikan seluruh hidupnya
bagi pengembangan agama katolik dan pelaayanan umat, khusus umat pribumi, dan
agama islam, hingga beberapa pastor dibunuh, seperti pator ribeiro di ambon
(1549) dan alfonso de castro di hiri (1558). Konflik dua kekuatan di maluku,
yaitu sultan ternate hairun beserta sekutu islam dan para pedagang jawa
berhadapan dengan portugis beserta sekutunya terus berlanjut selama abad XVII.
1)
Minahasa
dan sangir talaud
Penyebaran agama katolik didaerah minahasa pertama kali terjadi
ketika oraang portugis mengunjungi daerah tersebut pada paruh kedua abad XVI.
Masuknya agama katolik ke minahasa karena motif politik dan ekonomi. Sultan
hairu telah menyuruh putranya baabulla kesana untuk proses pengislaman, namun
orang portugis terlebih dahulu tiba disana sehingga sultan hairu tidak dapat
berkutik. Peristiwa tersebut terjadi pada 1563 yaang dalam sejarah dicatat
pertama kalinya injil diberitakan di sulawesi utara.
Dua puluh tahun kemudian, tepatnya 1585 baru ada kunjungan dari
para pastor-pastor melaporkan bahwa di babentehu (manado) dan tempat-tempat
lainnya tidak ditemukan berkas-berkas kekristenan. Spanyol yang semula berkuasa
di filifina kemudian menguasai daerah-daerah yang berdekatan dengannya, seperti
sulawesi utara dan maluku. Kekuasan rersebut berpengaruh terhadap pengembangan
agama katolik. Yakni terbinanya daerah sangir, yakni kerajan siau dan
manganitu. Pada permulaan dan pertengahan abad XVII.
Kedatangan VOC (belanda) tidak hanya memerangi kedudukan portugis
akan tetapi juga melarang penyebaran agama katolik. Namun agama katolik
digantikan oleh agama kristen protestan (gereformeerdekerk/gereja reformasi).
Setelah pemerintahan hindia belanda melakukan perubahan kebijakan soal agama
pada awal abad XIX, nusa tenggara timur.
Wilayah nusa tenggara timur sejak awal menjadi tempat berkembangnya
agama katolik, terutama pulau flores, adonara, solor, dan timor (barat maupun
timur leste) serta pulau-pulai kecil sekitarnya. Wilayah tersebut biasa disebut
“daerah katollik” karena sejak awal kedatangan orang portugis pada abad XVI
perkembangan agama katolik tidak terhapus hingga kini dan penduduk katolik
merupakan mayoritas di wilayah itu.
Semula wilayah itu tidak menjadi tujuan bagi portugis untuk
menanamkan kekuasaan. Menurut pastor diaz pada tahun 1559, komunitas umat
katolik terdapat disolor. Tiga orang pastor tiba di solor pada tahun 1562
sbagai misionais pertama. Antara tahun 1562-1595 penyebaran agama katoik cukup
meluas meskipun tidak mendalam karena keterbatasan pastor.
1.
Perkembangan
agama katolik abad XVIII, XIX dan XX
a.
Abad
XVIII : masa stagnasi
Setelah
pertengahan abad XVIII ptarungan kekuasaan kolonial yang dimenangkan oleh VOC
yang di ikuti upaya mnggantikan agama katolik menjadi agama protestan di
daerah-daerah yang dahulu menjadi katolik. Selama abad XVIII pkembangan agama
katolik maupun protestan menunjukan periode stagnasi. Haal ini disebabkan
kaarena tidak ada perlindungan politik dari orang portugis dan yang menjadi
sponsor pengembangan agama katolik.
Pada abad XVIII agama katolik tidak banyak yang brkembang di nusa
tenggara timur karena willayahnya masih dalam perebutan pengaruh antara
kekuasaan portugis yang sudah lemah dan penguasa-penguasa setempat yang menjadi
katolik seta ingin menjadi tuan di negeri sendiri. Beberapa prang misionaris
sempat berkariya di flores dan timor. Lima orang pastor ordo fransiskan pernah
bekerja sampai mereka meninggal (1690-1770).
Kolonialisme
belanda dimulai sejak berkuasa di nusantara pada abad XVIII pada hakikatnya
tidak pendukung penyebaran agama kristen, tujuan utamanya adalah mencari
keuntungan perdagangan dengan cara menguasai kota-kota pelabuhan pusat
perdagangan, menguasai daerah penghasil komoditas perdagaangan, dan meenerapkan
monopoli perdagangan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya, baik melaaaui
perjanjian atau perdagangan.
Politik belanda
ini sesuai dengan actrooi (hak monopoli) voc tahun 1602. Politik voc adalah
memelihara kehidupan kristani diantara komunitas belanda ( eropa ) dan metizo (
keturunan orang eropa dengan afrika, atau amerika latin ) di daerah-daerah yang
dikuasainya, khususnya dikota, banteng, dan tansi militer.
b.
Abad
XIX-pertengahan abad XX
Abad XIX
merupakan kebangkitan pengembangan agama potestan dan katolik di hindia
belanda. Karena dipngauhi oleh perkembangan di eropa, yakni untuk mnguasai
bagian dunia yang belum maju serta semangat pittisme dikalangan protestan yang
melahikan organisaasi-organisasi pekbaran injil ( zending ) yang ingin brkariya
diseluruh dunia.
Pulau sumata
yang mnjadi sasaran ekspoitasi ekonomim kolonial sejak perempat ktiga abad XIX
menjadi tujuan pula bagi pengembangan agama katolik di indonesia. Misionais
katolik datang setelah para zending protestan mendahuluinya pada decade ketiga
abad XIX. Dikalimantan, perkembangan agama agama katolik dimulai sejak akhir
abad XIX. Pulau jawa yang menjadi pusat kekasaan kolonial justru termasuk yang
terakhir menerima agama katolik diantara pribumi, yakni pada akhir abad XIX.
Pulau terakhir tempat pengembangan agama katolik adalah papua barat.
Setelah voc
runtuh pada akhir 1799, tanah jajahan hindia timur diserahkan kepada pemerintah
belanda 1800. Revolusi perancis menguasai belanda membawa serta angin kebebasan,
persamaan dan persaudaraan sebagai paradigma baru, termasuk didalamnya
kebebasan beragama. Pengaruh ini berimbas ke negeri jajaahan pada tahun1880.
Paus dipatikan roma ( roma ) atas persetujuan raja louis nopoleon ( raja
prancis belanda ) mendirikan prefektur apostolik untuk hindia belanda dan
mengangkat pastor nelissen SJ sebagai prefek aspotolik.
Awal abad XX
adalah permilaan bangkitnya kesadaran nasional bangsa indonesia meskipun baru
membentuk kebangsaan priomedial berbasis kesadaran. Sebagai hasil pendidikan
pormail yang diadakan oleh pemerintah kolonial untuk bebeerapa elite pribumi
sejak akhir abad XIX, lahirlah sekelompok kaum terpelajar berfikir kritis khususnya mahasiswa STOVIA ( sekolah dokter
jawa ) pada abad berikutnya.
2.
Katolik
pembentukan hierarki gereja k di indonesia
Sejak 1807
gereja katolik mendirikan prefektur apostolik batavia yang meliputi seluruh
hindia belanda. Namun pemerintah hanya mengakui vikariat apostolik batavia
sebagai kepala umat katiolik. Baaru tahun 1913 setelah ada pembicaraan antara
internunsius ( duta besar vatikan ) danmentri urusan koloni di den haag,
pemerintah kolonial menagakui prefek apostolik dan vikaris dan vikaris
apostolik sebagai pemimpin umat katilik diwilayah masing-masing. Setelah
pengakuan ini semua prefek dan vikaris mulai merintis keja sama untuk
memperjuangkan kepentingan perkembangan agama katolik, termasuk sikap mereka
terhadap politik pemerintah.
Pada 1924
sidang wali gereja ( para prefek dan vikaris ) dimulai untuk pertama kalinya
dibatavia. Sidang tersebut antar lain membicarakan perlunya didirikan sebuah
badan perwakilan yang mengurus semua misi, berkembang menjadi central missie
bureu ( CMB ) tahun 1925, berubah mnjadi kjantor misi pusat (1949-1955).
Pada bulan mei
1950 dewan gereja-gereja di indonesia didirikan ( DGI ) dengan tujuan
pembentukan gereja kristen yang esa di indonesia[2] . dan akhirnya berganti nama menjadi kantor wali gereja indonesia
( KWI ), pad tahun 1955 hingga sekarang pembicaraan lain adalah mengenai
sekolah katolik, pendidikan pastor, dan perlunya sebuah pers katolik hal yang
sangat penting adalah persetujuan wali gereja untuk menghapuskan pasal 123
regerings reglement ( RR ) mengenai seharusnya eminta izin untuk misi dan
zending memasuki daerah-daerah tertentu.
Pada 1961 yaitu
melalui dekrit paus yohanes XXIII betanggal 3 januari 1961 sebagai berdirinya
hierarki di indonesia, yang terdiri dari enam provinsi gereja pada waktu itu
meliputi 31 keuskupan ( termasuk 8 keuskupn agung ). Sejak itu gereja katolik
Indonesia menjadi gereja dewasa yang berdiri sejajar dengan gereja katolik lain
di dunia[3].
BAB III
KESIPULAN
A.
Kesimpulan
1.
Proses
perkembangan agama kristen katolik
Agama kristen pertama kali datang ke nusantara dengan cara damai,
melalui rute perdagangan jalur sutra ( silk road ) meskipun hanyaa secara
sporaditas di daerah pantai barat sumtra dan pantai semenanjung malaya.
2.
Perkembangan
agama katolik abad XVIII, XIX dan XX
a.
Abad
XVIII : masa stagnasi
Pada abad XVIII
agama katolik tidak banyak berkembang di nusa tenggara timur karena wilayahnya
masih dalam perebutan pengaruh antara kekuasaan portugis yang sudah lemah dan
penguasa-penguasa setempat yang telah menjadi katolik serta ingin menjadi tuan
di negeri sendiri. Beberapa orang misionaris sempat berkariya di flores dan
timor. Lima orang pastor ordo fransiskan pernah bekerja sampai mereka meninggal
( 1690-1770).
b.
Abad
XIX-pertengahan abad XX
Abad XIX
merupakan kebangkitan pengembangan agama protestan dan katolik di hindia
belanda. Karena dipengaruhi oleh perkembangan di eropa, yakni berkembangannya
kebebasan revolusi prancis dan imperialisme modern bangsa-bangsa eropa untuk
menguasai bagian dunia yang belum maju serta semangat piettisme dikalangan
protestan yang melahirkan organisasai-organisasi pekabaran injil ( zending )
yang ingin berkarya diseluruh dunia.
Awal abad ke XX
adalah permulaan bangkitnya kesadaran nasional bangsa indonesia meskipun baru
berbentu kebangsaan primodial berbasis kedaerahan. Sebagai hasil pendidikan
formal yang diadakan oleh pemerintah kolonial untuk beberapa elit pribumi sejak
abad XIX, lahirlah sekelompok kaum terpelajar berfikir kritis khususnya
mahasiswa STOVIA ( sekolah dokter jawa ) pada abad berikutnya.
3.
Katolik
pembentukan hierarki gereja k di indonesia
Pada 1961 yaitu
melalui dekrit paus yohannes XVIII
bertanggal 3 januari 1961 sebagai tanggal berdirinya hierarki di indonesia yang
terdiri dari enam provinsi gereja pada waktu itu meliputi 31 keuskupan (
termasuk 8 keuskupan agung ). Sejak itu gereja katolik indonesia menjadi gereja
dewasa yang berdiri sejajar dengan katolik lain didunia.
B.
Kritik
dan saran
Demikianlah
hasil makalah ini dari kelompok IV, kami sebagai pemakalah tidak menutup
kemungkinan menerima kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun bahwa makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan dan
untuk perbaikan penulis di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http:/www.pustakasekolah.com/agama-kristen-masa-kolonial.html
van Hoeve. 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah Jilid IV. Jakarta :
PT Ichtiar Baru Van Hoeve
Zaini Ahmad Noeh. 1982/1983. Monografi kelembagaan Agama di
Indonesia . Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar