Jumat, 13 Maret 2015

PERKEMBANGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK




Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas kelompok Pada Mata Kuliah Sejarah kolonial Semester V Tahun 2014-2015



Oleh Kelompok IV :
JELIA MUSTIKA                    : 411.001
DELVI SUSANTI                    : 412.219
HAZNI FITRAH                      : 412.542
PANDI YUNGDRA G             : 412.683
Dosen Pembimbing :
REFINALDI, S.PD, M.PD
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KOSENTRASI SEJARAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
IMAM BONJOL PADANG
1436 H / 2014 M
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam pengembangan agama kristen khatolik dinusantara pada mulanya tidak jauh berbeda dengan agama besar yang lain ( hindu, budha maupun islam ). Penyebarannya melalui jalur pelayaran dan perdagangan bangsa Portugis dan Spanyol yang menyertakan para pastor, namun padaa abad-abad selanjutnya penyebaran dilakukaan oleh para misionaris diberbagaai daerah nusantara yang nmembawa pembaruan diberbagai bidang yaitu : pendidikan, sosial dan politik. Makalah ini menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal yangnberhubungan dengan perkembangan agama kristen khatolik. Dengan selesainya membaca makalah ini pembaca diharapkan memahami tentang :
1.      Proses perkembangan agama kristen katolik
2.      Perkembangan agama katolik abad XVIII, XIX dan XX
3.      Katolik pembentukan hierarki gereja k di Indonesia

B.     Tujuan
Tujuan pemakalah membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah sejarah indonesia zaman koloneal. Dan juga menambah bahan wawasan pemakalah dan pembaca.







BAB II
PEMBAHASAN
1.      Proses Pengembangan Agama Katoliik
a.       Berita Awal Umat Kristen di nusantara
Perkembangan agama kristen di indonesia secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yakni kristen katolik dan kristen protestan. Penyebaran agama kristen melalui aktivitas pelayaran dan perdagangan. Aktivitas pelayaran dan perdaganagan waktu itu sudah menjangkau keseluruh wilayah kepulauan indonesia. Dalam kenyataannyaagama kristen katolik dan kristen protestan berkembang dio berbagai daerah. Bahka di daerah indonesia bagian timur seperti papua, daerah minahasa, timor, nusa tenggara timur, juga daerah tapanili di sumatra, agama kristen menjadi mayoritas[1].
Agama kristen pertama kali datang kenusantara dengan cara damai, melalui rute perdagangan jalur sutra (silk road) meskipun hanya secara sporadis didaerah pantai barat sumatra dan pantai barat semenanjung malaya, mereka tinggal di kota-kota pelabuhan sebagai golongan pedagang seperti membangun pemukuman di kota-kota tersebut. Pusat umat kristen di india adalah di pantaai malabar dan trivandrum (pantai barat india selatan), dari sana menyebar ke negeri-negeri lain.
Berita lain mengatakan adanya keuskupan kalah (kedah) dan hadirnya umat kristen di pulau-pulau sebelah selatan kedah tahun 650. Kedah adalah kotaa dipantai barat semenanjung malaya. Pada abad IX, kalah menjadi saalah satu pelabuhan perdagangan yaang sangat ramai pada jalur pelayaran “jalur sutra” dari india ke cina. Selain kalah, pelaabuhan lamuri (aceh), fansur (barus), dan nias juga dikenal oleh pelaut-pelaut arab, persia, cina, dan melayu.
Komunitas kristen ke india dan nusantara pada masa itu di kenal sebaga gereja suriah timur atau nestorian. Berita yang lebih jelas mengenai keberadaan umat kristen di sumatra berasal dari berita dari seorang sejarahwan dan ahli geografis syekh abu saliih ar-armini yang hidup pada abad XII. Ia menyebutkan bahwa di fansur banyak yamg ditemukan gereja dan orang kristen nestorian. Ditempat itu diperoleh kapur barus, komoditas yang sangat laku di pasaran internasional. Dikota itu pula terdapat sebuah gereja bernama bunda perawan murni maria.
Fansur disebut juga pancur (berarti pancuran), terletak dipantai tapanuli, pantai barat sumatra. Sampai abad XIX tidak ditemukan catatan lain. Namun pada tahun2000 ditemukan arkeologi di lobu tua, dekat kota barus, yang memperlihatkan keberadaan satu daerah tua yang dahulu dikenal dengan nama “janji mariah” temuan itu menunjukan adaanya hubungan antara barus, india, dan teluk persia sekitar abad IX dan XI yaitu hubungan perdagangan yang sangat ramai. Ketika orang portugis menduduki malaka (1511) mereka menemukan reruntuhan bangunan gereja chaldea (suriah timur). Berarti masih ada orang kristen hingga abad XV.
b.      Perdagangan, imperialisme, dan agama katolik
1.      Perdagangan
Setelah berhasil merebut kota bandar malaka (1511), orang portugis membuka gelombang permusuhan dengan pedagang islam dan kerajaan islam di nusantara. Setelah menguasai malaka, orang portugis bergerak menuju kepulauan maluku, pusat produksi dan perdagangan rempah-rempaah. Pertama kali kapal portugis mendara di hitu (pulau ambon sebelah utara) pada 1512. Orang portugis mendapati berbagai baangsa telah melakukan perdagangan bebas di maluku, baik yang berasal dari jawa, maluku, maakasar, cina, maupun berbagai suku di maluku.

2.      Imperialisme
Pada abad XVI di maluku terjadi persaingan kekuasaan antara beberaapa keraajaan seperti kesultanaan tidore, ternaate, dan bacaan yang masing-masing memiliki daerah kekuasaaan diberbagai pulau. Kedatangan orang portugis yang membaawa agama katolik menambah persaingaan perdagangan dan kekuasaan dari aliansi politik.
Atinya bagi orang porrtugis yang membawa agaamakatolik maupun sultan ternate (raja kesultanan yang terkemuka dan paling dominan) yaang membawa agama islam saling mencari pengaruh dan meluaskan kekuasanya, sambil memgkristenkn ataau mengislamkan suku-suku dan desa-desa di kepulauan maluku daan sekitarnya. Persaingan tersebut seringkali berakhir dengan peperangan. Karena adanya dugaan, menurut jan bank, bahwa semanagaat orang portugis dalam memusuhi orang “moor” (muslim) dan penyebaran agama katolik malahan mempercepat penyebaran islam di nusantara.
3.      Agama katolik
Pada abad XVI dimulai penjajahan eropa untuk mencari kekayaan danmenambah kekuasaan. Pada abad itu pula eropa menjelaja hampir seluruh penjuru dunia. Khusus untuk bangsa portugis dan spanyol, ada tiga motivasi penjelajahan dsamudra hingga ke nusantara (istilah dahulu hingga timur), yaitu :
A)    Mencari pusat produksi rempah-rempah yang harganya sangat tinggi di eropa
B)    Semangat berpetualang dan berperang para fitalgho (ksatria) portugis bagikejayaan kerajaan
C)    Memerangi bangsa moor (bangsa pemeluk islam) yang pernah menduduki negeri mereka dan sebagai kelanjutan perang Sali (abad XI dan XII), serta mengkristenkan bangsa-bangsa yang belum kristen. Semboyan mereka adalah gold, glory, gospel.
c.       Perkembangan awal abad XVI dan XVII
1)      Kepulauan maluku
Kepulauan maluku yang menjadi sasaran utama orang portugis karena maluku pusat perdagangan rempah-rempah. Pad tahun 1512 mereka tiba di hitu untuk membeli cengkeh  dan pala. Mereka bertempat tinggal dipantai hatiwi dan tawiri di kampung yang penduduknya belum islam. Disanalah mereka menyebarkan agama katolik. Para penyiar agama katolik dimaluku diawali oleh pastor (padre, bahasa portugis : padre, bapa imam) berordo yesuit yang dipelopori oleh pastor franciscus xaverius SJ (1506-1552).
Ia tiba di ambon 1546 dan 1547 dan mengabdikan seluruh hidupnya bagi pengembangan agama katolik dan pelaayanan umat, khusus umat pribumi, dan agama islam, hingga beberapa pastor dibunuh, seperti pator ribeiro di ambon (1549) dan alfonso de castro di hiri (1558). Konflik dua kekuatan di maluku, yaitu sultan ternate hairun beserta sekutu islam dan para pedagang jawa berhadapan dengan portugis beserta sekutunya terus berlanjut selama abad XVII.
1)      Minahasa dan sangir talaud
Penyebaran agama katolik didaerah minahasa pertama kali terjadi ketika oraang portugis mengunjungi daerah tersebut pada paruh kedua abad XVI. Masuknya agama katolik ke minahasa karena motif politik dan ekonomi. Sultan hairu telah menyuruh putranya baabulla kesana untuk proses pengislaman, namun orang portugis terlebih dahulu tiba disana sehingga sultan hairu tidak dapat berkutik. Peristiwa tersebut terjadi pada 1563 yaang dalam sejarah dicatat pertama kalinya injil diberitakan di sulawesi utara.
Dua puluh tahun kemudian, tepatnya 1585 baru ada kunjungan dari para pastor-pastor melaporkan bahwa di babentehu (manado) dan tempat-tempat lainnya tidak ditemukan berkas-berkas kekristenan. Spanyol yang semula berkuasa di filifina kemudian menguasai daerah-daerah yang berdekatan dengannya, seperti sulawesi utara dan maluku. Kekuasan rersebut berpengaruh terhadap pengembangan agama katolik. Yakni terbinanya daerah sangir, yakni kerajan siau dan manganitu. Pada permulaan dan pertengahan abad XVII.
Kedatangan VOC (belanda) tidak hanya memerangi kedudukan portugis akan tetapi juga melarang penyebaran agama katolik. Namun agama katolik digantikan oleh agama kristen protestan (gereformeerdekerk/gereja reformasi). Setelah pemerintahan hindia belanda melakukan perubahan kebijakan soal agama pada awal abad XIX, nusa tenggara timur.
Wilayah nusa tenggara timur sejak awal menjadi tempat berkembangnya agama katolik, terutama pulau flores, adonara, solor, dan timor (barat maupun timur leste) serta pulau-pulai kecil sekitarnya. Wilayah tersebut biasa disebut “daerah katollik” karena sejak awal kedatangan orang portugis pada abad XVI perkembangan agama katolik tidak terhapus hingga kini dan penduduk katolik merupakan mayoritas di wilayah itu.
Semula wilayah itu tidak menjadi tujuan bagi portugis untuk menanamkan kekuasaan. Menurut pastor diaz pada tahun 1559, komunitas umat katolik terdapat disolor. Tiga orang pastor tiba di solor pada tahun 1562 sbagai misionais pertama. Antara tahun 1562-1595 penyebaran agama katoik cukup meluas meskipun tidak mendalam karena keterbatasan pastor.

1.      Perkembangan agama katolik abad XVIII, XIX dan XX
a.       Abad XVIII : masa stagnasi
Setelah pertengahan abad XVIII ptarungan kekuasaan kolonial yang dimenangkan oleh VOC yang di ikuti upaya mnggantikan agama katolik menjadi agama protestan di daerah-daerah yang dahulu menjadi katolik. Selama abad XVIII pkembangan agama katolik maupun protestan menunjukan periode stagnasi. Haal ini disebabkan kaarena tidak ada perlindungan politik dari orang portugis dan yang menjadi sponsor pengembangan agama katolik.
Pada abad XVIII agama katolik tidak banyak yang brkembang di nusa tenggara timur karena willayahnya masih dalam perebutan pengaruh antara kekuasaan portugis yang sudah lemah dan penguasa-penguasa setempat yang menjadi katolik seta ingin menjadi tuan di negeri sendiri. Beberapa prang misionaris sempat berkariya di flores dan timor. Lima orang pastor ordo fransiskan pernah bekerja sampai mereka meninggal (1690-1770).
Kolonialisme belanda dimulai sejak berkuasa di nusantara pada abad XVIII pada hakikatnya tidak pendukung penyebaran agama kristen, tujuan utamanya adalah mencari keuntungan perdagangan dengan cara menguasai kota-kota pelabuhan pusat perdagangan, menguasai daerah penghasil komoditas perdagaangan, dan meenerapkan monopoli perdagangan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya, baik melaaaui perjanjian atau perdagangan.
Politik belanda ini sesuai dengan actrooi (hak monopoli) voc tahun 1602. Politik voc adalah memelihara kehidupan kristani diantara komunitas belanda ( eropa ) dan metizo ( keturunan orang eropa dengan afrika, atau amerika latin ) di daerah-daerah yang dikuasainya, khususnya dikota, banteng, dan tansi militer.
b.      Abad XIX-pertengahan abad XX
Abad XIX merupakan kebangkitan pengembangan agama potestan dan katolik di hindia belanda. Karena dipngauhi oleh perkembangan di eropa, yakni untuk mnguasai bagian dunia yang belum maju serta semangat pittisme dikalangan protestan yang melahikan organisaasi-organisasi pekbaran injil ( zending ) yang ingin brkariya diseluruh dunia.
Pulau sumata yang mnjadi sasaran ekspoitasi ekonomim kolonial sejak perempat ktiga abad XIX menjadi tujuan pula bagi pengembangan agama katolik di indonesia. Misionais katolik datang setelah para zending protestan mendahuluinya pada decade ketiga abad XIX. Dikalimantan, perkembangan agama agama katolik dimulai sejak akhir abad XIX. Pulau jawa yang menjadi pusat kekasaan kolonial justru termasuk yang terakhir menerima agama katolik diantara pribumi, yakni pada akhir abad XIX. Pulau terakhir tempat pengembangan agama katolik adalah papua barat.
Setelah voc runtuh pada akhir 1799, tanah jajahan hindia timur diserahkan kepada pemerintah belanda 1800. Revolusi perancis menguasai belanda membawa serta angin kebebasan, persamaan dan persaudaraan sebagai paradigma baru, termasuk didalamnya kebebasan beragama. Pengaruh ini berimbas ke negeri jajaahan pada tahun1880. Paus dipatikan roma ( roma ) atas persetujuan raja louis nopoleon ( raja prancis belanda ) mendirikan prefektur apostolik untuk hindia belanda dan mengangkat pastor nelissen SJ sebagai prefek aspotolik.
Awal abad XX adalah permilaan bangkitnya kesadaran nasional bangsa indonesia meskipun baru membentuk kebangsaan priomedial berbasis kesadaran. Sebagai hasil pendidikan pormail yang diadakan oleh pemerintah kolonial untuk bebeerapa elite pribumi sejak akhir abad XIX, lahirlah sekelompok kaum terpelajar berfikir kritis  khususnya mahasiswa STOVIA ( sekolah dokter jawa ) pada abad berikutnya.
2.      Katolik pembentukan hierarki gereja k di indonesia
Sejak 1807 gereja katolik mendirikan prefektur apostolik batavia yang meliputi seluruh hindia belanda. Namun pemerintah hanya mengakui vikariat apostolik batavia sebagai kepala umat katiolik. Baaru tahun 1913 setelah ada pembicaraan antara internunsius ( duta besar vatikan ) danmentri urusan koloni di den haag, pemerintah kolonial menagakui prefek apostolik dan vikaris dan vikaris apostolik sebagai pemimpin umat katilik diwilayah masing-masing. Setelah pengakuan ini semua prefek dan vikaris mulai merintis keja sama untuk memperjuangkan kepentingan perkembangan agama katolik, termasuk sikap mereka terhadap politik pemerintah.
Pada 1924 sidang wali gereja ( para prefek dan vikaris ) dimulai untuk pertama kalinya dibatavia. Sidang tersebut antar lain membicarakan perlunya didirikan sebuah badan perwakilan yang mengurus semua misi, berkembang menjadi central missie bureu ( CMB ) tahun 1925, berubah mnjadi kjantor misi pusat (1949-1955).
Pada bulan mei 1950 dewan gereja-gereja di indonesia didirikan ( DGI ) dengan tujuan pembentukan gereja kristen yang esa di indonesia[2] . dan akhirnya berganti nama menjadi kantor wali gereja indonesia ( KWI ), pad tahun 1955 hingga sekarang pembicaraan lain adalah mengenai sekolah katolik, pendidikan pastor, dan perlunya sebuah pers katolik hal yang sangat penting adalah persetujuan wali gereja untuk menghapuskan pasal 123 regerings reglement ( RR ) mengenai seharusnya eminta izin untuk misi dan zending memasuki daerah-daerah tertentu.
Pada 1961 yaitu melalui dekrit paus yohanes XXIII betanggal 3 januari 1961 sebagai berdirinya hierarki di indonesia, yang terdiri dari enam provinsi gereja pada waktu itu meliputi 31 keuskupan ( termasuk 8 keuskupn agung ). Sejak itu gereja katolik Indonesia menjadi gereja dewasa yang berdiri sejajar dengan gereja katolik lain di dunia[3].


















BAB III
KESIPULAN
A.    Kesimpulan
1.      Proses perkembangan agama kristen katolik
Agama kristen pertama kali datang ke nusantara dengan cara damai, melalui rute perdagangan jalur sutra ( silk road ) meskipun hanyaa secara sporaditas di daerah pantai barat sumtra dan pantai semenanjung malaya.
2.      Perkembangan agama katolik abad XVIII, XIX dan XX
a.       Abad XVIII : masa stagnasi
Pada abad XVIII agama katolik tidak banyak berkembang di nusa tenggara timur karena wilayahnya masih dalam perebutan pengaruh antara kekuasaan portugis yang sudah lemah dan penguasa-penguasa setempat yang telah menjadi katolik serta ingin menjadi tuan di negeri sendiri. Beberapa orang misionaris sempat berkariya di flores dan timor. Lima orang pastor ordo fransiskan pernah bekerja sampai mereka meninggal ( 1690-1770).
b.      Abad XIX-pertengahan abad XX
Abad XIX merupakan kebangkitan pengembangan agama protestan dan katolik di hindia belanda. Karena dipengaruhi oleh perkembangan di eropa, yakni berkembangannya kebebasan revolusi prancis dan imperialisme modern bangsa-bangsa eropa untuk menguasai bagian dunia yang belum maju serta semangat piettisme dikalangan protestan yang melahirkan organisasai-organisasi pekabaran injil ( zending ) yang ingin berkarya diseluruh dunia.
Awal abad ke XX adalah permulaan bangkitnya kesadaran nasional bangsa indonesia meskipun baru berbentu kebangsaan primodial berbasis kedaerahan. Sebagai hasil pendidikan formal yang diadakan oleh pemerintah kolonial untuk beberapa elit pribumi sejak abad XIX, lahirlah sekelompok kaum terpelajar berfikir kritis khususnya mahasiswa STOVIA ( sekolah dokter jawa ) pada abad berikutnya.
3.      Katolik pembentukan hierarki gereja k di indonesia
Pada 1961 yaitu melalui dekrit paus yohannes  XVIII bertanggal 3 januari 1961 sebagai tanggal berdirinya hierarki di indonesia yang terdiri dari enam provinsi gereja pada waktu itu meliputi 31 keuskupan ( termasuk 8 keuskupan agung ). Sejak itu gereja katolik indonesia menjadi gereja dewasa yang berdiri sejajar dengan katolik lain didunia.
B.     Kritik dan saran
Demikianlah hasil makalah ini dari kelompok IV, kami sebagai pemakalah tidak menutup kemungkinan menerima kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun bahwa makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan dan untuk perbaikan penulis di masa yang akan datang.










DAFTAR PUSTAKA
http:/www.pustakasekolah.com/agama-kristen-masa-kolonial.html
van Hoeve. 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah Jilid IV. Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve
Zaini Ahmad Noeh. 1982/1983. Monografi kelembagaan Agama di Indonesia .        Jakarta  


[1] http.//www.pustakasekolah.com/agama-kristen-masa-kolonial.html
[2] Zaini Ahmad Noeh, Monografi Kelembagaan Agama di Indonesia : Jakarta.1982/1983.hal 112
[3] Van Hoeve, Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid v. Jakarta  : PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2012. Hal 173-198

Tidak ada komentar:

Posting Komentar